Antroposen adalah konsep yang sangat integratif. Ini menyatukan pemikiran manusia tentang aspek spesifik dari gangguan sistem Bumi—seperti perubahan & krisis iklim atau hilangnya keanekaragaman hayati atau pengasaman laut—yang berfokus pada saling ketergantungan manusia. Hal ini yang kemudian menjelaskan cara-cara di mana keganasan ekonomi, sosial, dan budaya telah mengganggu sistem Bumi. Sepanjang sejarah yang tercatat, manusia telah menganggap kesinambungan Alam sebagai sesuatu yang diberikan dan terberi, dan manusia senyatanya mengabaikan proses alamiah alam yang sebenarnya setara dengan proses ketubuhan manusia: memiliki batas! Memang mungkin mengeksploitasi batu bara tanah Borneo secara terus-menerus, misalnya? Memang ada Borneo B ketika Borneo A habis diekstraksi? Tidak ada Planet B pengganti Bumi, bukan? Atau bahwa planet Bumi tidak bertambah, bukan.
Foreword — 5
Oleh Claudia Derichs
Pendahuluan
Seri Ekofeminisme: Planet Yang Berpikir:
Iman Antroposen, Polutan, Ekosida, & Krisis Iklim
Dewi Candraningrum — 15
Daftar Isi — 17
Membaca Polutan Sungai dari Mata Amfibi:
Bengawan Solo Riwayatmu Kini
Dewi Candraningrum — 21
Pengalaman Ketahanan Pangan: Tulung Tinulung
Perempuan Penyintas 1965 Pada Masa Krisis Pandemi
Alhilyatuz Zakiyah Fillaily — 63
Melawan Konsumerisme: Merebut Narasi atas Tubuh Perempuan dan Alam
Apriyanti Marwah — 91
Perempuan Merawat Tradisi dan Generasi:
Meramu Suara Acaraki di Pasar Pakem Yogyakarta
Arif Zuhdi Winarto — 114
Dari Santri Untuk Bumi: Transformasi Ekologis
Pesantren Mambaul Hikam Jombang
Ema Rahmawati — 140
Dinamika Peran Gender dalam Memuliakan Biodiversitas
Laut melalui Tradisi Petik Laut di Muncar, Banyuwangi
Eva Fahmadia Wahidah Rahmah — 155
Semangat Resiliensi-Spiritual Perempuan Wahdah Islamiyah
Sinjai Sebuah Tinjauan Ekofeminisme Transformatif
Fatimah Yusuf — 171
Resiliensi Santri Perempuan dan Ketimpangan Gender
di Pondok Pesantren Al-Barokah Yogyakarta Selama Pandemi
Firda Rodliyah — 187
Relasi Gender dalam Pelestarian Lingkungan
Perspektif Hadis Bukhori No Indeks 2340
Firyal Adissavitri Aisyah — 208
Pengalaman Perempuan Sebagai Pengetahuan: Kritik Ekofeminisme Carolyn Merchant Terhadap Retorika Dominasi Francis Bacon
Hany Nurhalimah — 231
Dalam Taman Nirwana: Narasi Lingkungan
dan Perempuan dalam Lukisan Agus Djaja
Ifan Maulana Ishak — 247
Millennia’s Batik Eco-Fashion: Kolaborasi Kreasi
Inovasi Sebagai Strategi Resiliensi Berkelanjutan
Arianti Ina Restiani Hunga, Ratna Dewi Paramita,
Amanda Prihutomo, Tundjung Mahatma, Martin Setyawan ,
Sri Endah Wahyuningsih, Widowati, Atika, Ayu Okvitawanli — 265
Dampak Polusi bagi Perempuan dan Anak:
Inisiatif Daur Resik dalam Mengelola Sampah Komunitas
Kania Bening Rahmayna — 287
Satu Jengkal dari Rumah: Ekoteologi
“Pesantren Kebon Sawah” Melawan Ekosida
Mardian Sulistyati — 312
Sa Pung Tanah Lenyap: Tatkala Raksasa Sawit
Merampas Tanah Keerom
Mia Imbiri Reba & Maria Sucianingsih — 330
Spiritualitas Rahmat, Adil, dan Salam:
Sebuah Kajian Tafsir Ekofeminisme Islam
Miftahul Jannah — 349
Inisiatif Pondok Pesantren Al Hikmah Rembun Pekalongan Merawat Alam Melalui Pembalut Kain: Kajian Politik Menstruasi Gen Z
Muthia Uzlifa — 371
Film Tanah Ibu Kami: Buaian Tangan Perempuan untuk Semesta
Nabillah Kurniati — 389
Waria dalam Krisis Sosial dan Ekologi Kota Semarang
Puspa Aqirul Mala — 411
Politik Merawat dan Glorifikasi Peran Ibu Rumah Tangga: Kajian Pengelolaan Bank Sampah Lintas Winongo, Jetis, Yogyakarta
Rizki Hairunisa — 442
Kebun Sayur Perempuan Mangkudena sebagai Sarana Perdamaian di Poso
Roudhotul Jannah — 464
Ketika Sampah Tak Lagi Berserakan: Tun Jawa, Membuka Jendela Perubahan Iklim dan Pengelolaan Sampah Bersama Keluarga
Ruri Putri Kriswanto & Maria Sucianingsih — 489
Mendengar Suara Alam Melalui Perlawanan Macapat Wiji Kendeng
Si Luh Ayu Pawitri — 508
Merebut Kembali Tanah Ulayat Nagari Kapa, Pasaman Barat
Tuba Fallopi — 527