Sekolah-sekolah kita mencerminkan terbelahnya masyarakat kita. Keterbelahan itu mengubur klaim-klaim konvensional sekolah sebagai sarana agung yang menyatukan seluruh cita-cita masyarakat melalui produksi pengetahuan yang sah. Namun, pengetahuan (si)apakah yang diproduksi oleh sekolah? Siapakah yang menyeleksi dan memvalidasi pengetahuan itu? Pengetahuan siapakah yang paling berharga dan bernilai dalam masyarakat?
Michael W. Apple melalui buku ini mencoba menyingkap kedok ideologis sekolah dengan mengajukan dua solusi –pertama, membantu para pendidik maupun siswa untuk belajar nyaman dengan ambiguitas, konflik, dan pertentangan, sebab pengetahuan resmi (ideologi) senantiasa memosisikan konflik sebagai barang haram, sebaliknya menurut Apple, konflik justru harus dipresentasikan secara positif sebagai fenomena sosial yang juga positif dan penting bagi perubahan masyarakat. Kedua, kita harus mulai terus belajar untuk mencoba mengonstruksi pengetahuan yang bebas dari model industrial dan model korporasi. Sehingga dengan itu secara perlahan kita akan mampu mendorong sekolah berfungsi sebagai sebuah lembaga baru yang memiliki kesadaran akan ketaksetaraan sosial di dalam masyarakatnya.
Robertus Robet, Dosen di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta
Ulasan
Belum ada ulasan.