Seni tidak bisa berbuat apa-apa tanpa selera, kata Clement Greenberg. Di telatah dunia yang kian mengglobal, selera dengan cepat bertukar tempat, pengaruh-memengaruhi, mudah menggelinding dan menggumpal menjadi “konsensus selera”. Konsensus selera hadir dengan tengara yang tidak pernah stabil; persis ketika ia menjadi konsensus, pada titik itu juga ia siap-siap menyambut kehadiran—dan dengan segera akan mengalami—“disensus”. Hubungan yang tidak stabil antara pembentukan “konsensus” dan “disensus” dalam jagat selera memunculkan apa yang disebut penulis sebagai “demokratisasi selera” dalam seni.
Memahami bagaimana demokratisasi selera bekerja di dalam gelanggang penciptaan karya seni adalah kunci untuk memasuki rimba tafsir yang lebat yang tidak mungkin ditembus secara utuh hanya dengan bekal satu atau dua pemaknaan. Karena itulah, kajian tentang seni belum dapat dianggap tuntas bila tidak mengakses selera sebagai titik paling pangkal dalam relasi antara karya seni dan manusia sebagai ‘subjek’ dari karya seni tersebut.
Buku jilid pertama ini hadir dalam rangka mengakses internalitas selera yang menghasilkan karya seni sekaligus memainkan peran interpretatif atasnya. Ini tidak akan pernah bisa dihindari karena pada dasarnya: seni adalah kendaraan makna, dan selera bahan bakarnya.
DAFTAR ISI
Prawacana – Estetika di Era Pascametafisika
Oleh Taufiqurrahman — 5
PROLOG / Estetika dan Ketakberbatasan: Melintas Batas-batas Estetik dan Kebudayaan — 23
Batas dan Pembatasan — 26
- Melampaui Batas — 30
- Bingkai dan Demokrasi Estetik — 34
- Estetika, Repetisi, Kebaruan — 39
- Estetika dan Permainan Bahasa — 44
- Identitas dan Bingkai — 48
- Lintas, Lintasan, dan Pelintasan — 51
- Estetika dalam Trans-Horizon — 60
- Estetika dan Trans-Referensi — 65
BAGIAN 1 / SENI DAN SAINS
Melintas Batas-Batas Seni:
Seni dalam Dinamika Sosial-Budaya — 73
- Dinamika Nomenklatur — 75
- Fleksibilitas Dunia — 80
- Melampaui Batas Disiplin — 85
- Simpulan — 94
- Pluralitas dan Disensus Selera:
Makna Sensibilitas Estetik — 98 - Tentang Selera — 99
- Narasi Besar Selera — 105
- Selera dan Disensus — 111
Tafsir dan Salah Tafsir:
Kontroversi dalam Penafsiran Karya Seni — 121
- Membaca Tanda Seni — 123
- Seni sebagai Dekonstruksi Semiotik — 127
- Pluralitas Tafsiran Seni — 130
- Fungsi Semiotik Parodi — 133
- Fungsi Metafora Seni — 136
- Kontroversi Penafsiran Seni — 139
Semiotika Ketakberhinggaan:
Membaca Tanda-tanda Ketuhanan — 141
- Seni dan Pembacaan — 143
- Membaca Tanda-tanda Tuhan — 146
- Semiotika Ketakberhinggaan — 150
- Ketakberhinggaan Makna — 164
BAGIAN 2 / SENI DAN TRADISI
Seni Tradisi dalam Lanskap Estetik Pascamodernisme: Peluang dan Tantangannya — 171
- Tradisi dan Neokonservatisme — 173
- Pascamodernisme dan Pembacaan Tradisi — 176
- Pascamodernisme dan Seni Tradisi — 183
- Tantangan Seni Tradisi dalam Wacana Estetik Pascamodernisme — 188
Tradisi dan Merkantilisme:
Kontinuitas dan Diskontinuitas Budaya — 191
- Merkantilisme dan Diskontinuitas Tradisi — 194
- Globalisasi dan Reposisi Tradisi — 198
- Penguatan Seni Tradisi — 201
Tubuh, Ruang, Waktu:
Sebuah Dialog Lintas-Budaya — 209
- Memahami Bahasa Diam — 210
- Multiinterpretasi Etnisitas — 214
- Dialogisme Estetik — 216
- Ekologi Budaya dan Seni — 218
- Peran Seni dalam Perubahan — 222
Budaya Lokal dan Transestetik:
Sebuah Reinterpretasi Estetik — 227
- Budaya Lokal dan Perubahan — 229
- Pengetahuan Lokal — 231
- Keunggulan Lokal dan Globalisasi — 235
Musik Etnis dan Spirit Transkultural:
Etnisitas, Repetisi, dan Multiplisitas — 243
- Membingkai Etnisitas — 245
- Musik tanpa Bingkai? — 248
- Musik Etnis dalam Repetisi Dinamis — 251
- Musik Lintas Etnis — 255
- Musik Etnis dalam Transhorizon — 259
BAGIAN 3 / SENI DAN MASA DEPAN
Seni dan Kehidupan:
Menyatunya Seni dan Realitas Sosial — 265
- Tatapan (Gaze) — 273
- Narsisisme — 274
- Post-Panopticism — 25
- Skizofrenia — 275
- Camera Lucida — 276
Seni dan Imagologi:
Hegemoni Tatapan dan Matinya Aura — 279
- Imagologi dan Realitas — 281
- Medan-medan Tatapan — 284
- Matinya Aura dan Realitas — 287
- Realitas tanpa Keintiman — 289
Seni dan Strategi Kebudayaan:
Daya Hidup dan Imajinasi — 293
- Signifikansi Seni — 295
- Industri Budaya — 298
- Seni dan Strategi Kebudayaan — 305
Seni, Desain, dan Revolusi Industri 4.0 — 311
- Revolusi Industri 4.0 dan Destruksi Kreatif — 313
- Disrupsi Seni dan Desain — 320
- Simpulan — 325
Daftar Pustaka — 328
Indeks — 337