Di hadapan Tuhan, kita hanya bisa diam. Namun, di hadapan dunia, kita tidak bisa diam.
Pengantar bagi “ontologi dunia”, buku ini dimaksudkan penulisnya untuk memberi jawaban awal mengapa “kita tidak bisa diam”. Di dalamnya ditemukan sejumlah penghampiran filosofis menuju “diskursus dunia”, yang memiliki kontur ontologis yang berbeda dari “diskursus keilahian” – seperti terakhir menjadi obsesi penulisnya dalam Teologi Negatif Ibn ‘Arabi. Buku ini, dengan demikian, merupakan suatu patahan sekaligus awalan bagi praksis berfilsafat dari “dunia” itu sendiri.
Ia memperkenalkan kembali—dan memperbarui, melalui konfrontasinya dengan fenomenologi Husserlian dan sejumlah tradisi filsafat status quo—gagasan “negasi”.
Suatu filsafat “sejauh memikirkan dunia, menyikapi dunia, mengubah dunia”.
Ulasan
Belum ada ulasan.