Puisi-puisi di buku ini ditulis dengan bahasa sederhana namun indah. Oya, beberapa puisi dalam buku ini pun sudah saya jadikan lagu. Tunggu rilisnya satu per satu.
—Anji, Musisi
Sajak-sajak Susyillona lahir dari hati yang jujur. Hati yang mengakui sifatnya yang kontradiktif di hadapan cinta dan rindu. Kontradiksi antara melepas dan merasa masih memiliki, antara merelakan dan mengangeninya tiada henti. Sekeping hati bahkan lebih ambigu dari seribu puisi.
—Joko Pinurbo, Penyair
Sudah lama, saya menyukai puisi-puisi susyillona yang terasa ringan, tetapi sering menyimpan kejutan. Puisi-puisinya, saya bayangkan, seperti tamparan kecil di pipi, ketika kita sedang melamunkan kehilangan.
—Agus Noor, Cerpenis
Tidak banyak yang bisa memaknai kehilangan. Puisi-puisi di buku ini memberikan perjalanan rasa yang berbeda, meskipun dilakukan sendirian. Ternyata perpisah-an pun tak kalah indahnya dengan jatuh cinta.
—Andrei Aksana, Novelis