Satu di antara problem sosial keagamaan di Indonesia 1 yang masih terus bergejolak adalah menyoal kelompok-kelompok minoritas, termasuk Ahmadiyah. Keberadaan Jemaat Ahmadiyah sampai saat ini—secara politis dan sosiologis—masih dihantam pro dan kontra di kalangan masyarakat. Secara politis dan kekuasaan, mereka berada dalam bayang-bayang otoritas struktur kebijakan dan aturan yang mendiskreditkan dan di sisi sosiologis, sebagai konsekuensi logis dari situasi politik, stigma dan tindak kekerasan masih mengancam mereka di berbagai tempat seantero Indonesia.
Meskipun konstitusi negara menjamin dan melindungi semua kelompok warga negara (dan Ahmadiyah termasuk dalam kelompok yang legal secara hukum), tidak peduli apa pun suku, agama, dan keyakinannya, realitas sosial dan politik memperlakukannya berbeda. Tindakan diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan terhadap kelompok-kelompok minoritas, termasuk Ahmadiyah di dalamnya, tetap saja terjadi.
Buku ini merupakan sebuah kontribusi akademik yang penting dalam memahami kompleksitas diskursus keagamaan di Indonesia, khususnya terkait Ahmadiyah. Penulisnya tidak sebatas menghadirkan sejarah eksistensi Ahmadiyah, tetapi juga membedah bagaimana fatwa MUI dan berbagai wacana keagamaan membentuk persepsi publik terhadap kelompok ini.
Lebih dari sekadar studi akademik, buku ini juga merupakan refleksi mendalam tentang bagaimana minoritas keagamaan bertahan, bernegosiasi, dan terus berkontribusi dalam keberagaman Indonesia. Dengan kajian yang kaya dan argumentasi yang tajam, buku ini pantas menjadi bacaan wajib bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang pluralisme, wacana keagamaan, dan dinamika sosial di Indonesia.
Prof. Noorhaidi Hasan, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Ini merupakan salah satu buku yang mampu menggambarkan bagaimana Jemaat Ahmadiyah Indonesia dapat terus bertahan dan berkembang sejak 1925 hingga sekarang. Dengan kajian sosiologis yang komprehensif, buku ini dapat menjadi rujukan bagi siapa pun yang ingin mengetahui dan belajar mengenai Ahmadiyah di Indonesia dari sisi akidahnya, sejarahnya, hingga bagaimana para Ahmadi hidup sebagai warga negara Indonesia dengan segala kewajiban dan tantangannya.
Buku ini dapat menjadi bacaan awal bagi orang yang tidak tahu sama sekali tentang Ahmadiyah dan bacaan tambahan bagi orang yang sudah tahu tentangnya. Buku ini dapat dibaca oleh orang yang tidak setuju atau bahkan benci dengan Ahmadiyah.
Dr. Nina Mariani Noor, M.A., Dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta