Krisis lingkungan hidup akan menimbulkan kesengsaraan bagi manusia, terlebih perempuan. Karena pada umumnya ia memiliki tugas dan peran yang sangat besar dalam menjaga keberlangsungan hidup keluarga. Dalam tanggung jawab mengolah dan menyajikan makanan, misalnya, pencemaran air dan udara tentu akan sangat mengganggu perempuan untuk menjalankan tugas-tugas domestiknya.
Kini saatnya kampanye cinta lingkungan harus senantiasa dilaksanakan dan diperjuangkan. Kampanye tersebut tidak hanya dapat dilakukan secara langsung dalam tindakan nyata di lapangan, tetapi juga dapat dilakukan melalui karya sastra dan seni yang mengusung kesadaran cinta lingkungan hidup tanpa melupakan posisi kaum perempuan. Dalam ilmu humaniora, kajian ini dikenal dengan istilah ekofeminisme.
Buku ini merupakan bahan ajar untuk mengedukasi mahasiswa agar peduli terhadap lingkungan. Kepeduliannya bukan melalui aksi dan teriak di jalan, tapi dalam ruang yang dilandasi berpikir kritis (critical thingking) dan berpikir kreatif (creative thingking) untuk menangkal dan ‘melawan’ eko-anarkis.
Naning Pranoto, M.A., Pengelola Gubuk Hijau Rayakultura