Buku ini mengulas aspek interseksional kajian isu hak asasi manusia mengenai perempuan, penyandang disabilitas (PWD), dan anak, khususnya dari lapisan masyarakat kurang mampu, dengan pendekatan interdisipliner (kajian gender, ekologi, dan kajian media). Kekerasan berbasis gender berdampak pada pertumbuhan sosial, politik, dan ekonomi karena perempuan tidak diberi atau tidak mampu mendapatkan hak-hak dasar pendidikan, pengembangan keterampilan, dan pekerjaan. Peran dan harapan gender sering kali diidentifikasi sebagai faktor yang menghambat realisasi penuh hak-hak perempuan dan anak perempuan, yang berdampak buruk bagi seluruh keluarga.
Oleh karena itu, memahami bagaimana gender berperan dalam situasi tertentu merupakan langkah penting dalam mengatasi masalah diskriminasi dan kekerasan. Analisis semacam ini tidak berfokus pada perempuan, laki-laki, dan kelompok minoritas seksual saja, namun lebih pada hubungan dan dinamika kekuasaan di antara mereka – perbedaan peran, tanggung jawab, peluang dan kebutuhan mereka. Buku ini menemukan kembali apa yang diimpikan oleh para aktivis, advokat, pengacara, dokter, peneliti, dan pihak-pihak lain yang subversif untuk masyarakat masa depan: sebuah dunia di mana diskriminasi, marginalisasi, kekerasan berbasis gender, dan penindasan tidak secara diam-diam tertanam dalam setiap struktur budaya dan kehidupan Indonesia.